Lewis Hamilton dengan tegas menyatakan bahwa pembicaraan mengenai perpanjangan kontrak baru dengan Ferrari belum diperlukan. Pembalap berusia 40 tahun itu mengungkapkan bahwa ia masih terikat dengan kontrak “cukup panjang” dengan tim Scuderia. Pernyataan ini menepis spekulasi yang beredar sekaligus menegaskan komitmennya untuk membangun proyek jangka panjang bersama tim berlogo kuda jingkrak tersebut.

Ketika ditanya tentang kemungkinan negosiasi kontrak baru, Hamilton menjelaskan proses yang biasa dilakukan. “Biasanya, ketika Anda membuat kontrak, Anda baru mulai membicarakannya setahun sebelumnya, jadi saya masih agak jauh dari titik itu,” ujarnya. Pola pikir ini menunjukkan bahwa Hamilton memilih untuk sepenuhnya fokus pada peningkatan performa di trek daripada terlibat dalam pembicaraan kontrak yang prematur.
Hamilton juga menyampaikan tekadnya untuk bertahan di Ferrari setidaknya hingga akhir musim depan. Ini adalah sinyal kuat bahwa sang legenda belum berpikir untuk pensiun dan tetap bersemangat dalam perburuan gelar dunia kedelapannya. Dengan kontrak yang masih lama, Hamilton dan Ferrari memiliki waktu cukup untuk membangun tim yang kompetitif.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Tantangan dan Kritik Terkini
Musim perdananya bersama Ferrari belum berjalan sesuai harapan. Hamilton mengakui bahwa dirinya tertinggal 64 poin dari rekan setimnya, Charles Leclerc, dalam perebutan kejuaraan dunia. Fakta ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pembalap yang biasa berkompetisi di posisi terdepan. Namun, Hamilton tetap profesional dan terus beradaptasi dengan lingkungan barunya di Maranello.
Insiden kontroversial di Grand Prix Mexico City menjadi salah satu titik rendah dalam performanya baru-baru ini. Meski meraih posisi ketiga di kualifikasi—hasil terbaiknya untuk Ferrari—ia akhirnya hanya finis kedelapan setelah mendapat penalti 10 detik. Keputusan steward balap ini menuai kritik pedas dari Hamilton yang merasa dirugikan oleh ketiadaan transparansi dalam pengambilan keputusan.
Hamilton secara terbuka menyoroti masalah sistem perwasitan dalam olahraga ini. “Tidak ada kejelasan, dan itu adalah bagian dari masalah besar,” ujarnya. Ia menekankan perlunya reformasi sistem untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas yang lebih baik dalam setiap keputusan yang dibuat selama balapan.
Baca Juga: Lewis Hamilton Takkan Pensiun Jika Berhasil Raih 8 Gelar Formula 1
Visi dan Harapan ke Depan

Meski menghadapi berbagai tantangan, Hamilton tetap optimis dengan proyek jangka panjangnya di Ferrari. Ia memahami bahwa membangun tim yang juara membutuhkan proses dan kesabaran. Keyakinannya pada visi tim Scuderia tidak goyah, dan ia berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam setiap balapan. Hal ini terlihat dari antusiasmenya menyambut Grand Prix Sao Paulo di Interlagos.
Pembalap asal Inggris itu juga aktif menyuarakan perlunya perubahan dalam regulasi dan sistem perwasitan. Kritik konstruktifnya terhadap FIA menunjukkan kedewasaannya dalam melihat masalah olahraga secara keseluruhan. Hamilton berharap masukan dari para pembalap dapat didengar untuk menciptakan lingkungan balap yang lebih adil dan transparan bagi semua pihak.
Dengan kombinasi antara fokus pada perkembangan tim dan advokasi untuk perbaikan olahraga, Hamilton menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki passion yang membara untuk balap F1. Perjalanannya dengan Ferrari mungkin belum menunjukkan hasil gemilang, tetapi tekadnya untuk meraih kesuksesan bersama tim Italia itu tidak diragukan lagi.
Perspektif tentang Kompetisi
Hamilton menghadapi tekanan yang unik dalam perbandingan dengan rekan setimnya, Charles Leclerc. Jarak 64 poin di antara mereka menjadi bukti bahwa adaptasi dengan tim baru membutuhkan waktu, bahkan untuk pembalap sekaliber Hamilton sekalipun. Namun, ia menjadikan ini sebagai motivasi untuk terus meningkatkan performa dan memahami karakteristik mobil Ferrari dengan lebih baik.
Pengalamannya di Mexico City, meski berakhir dengan kekecewaan, setidaknya membuktikan bahwa potensi speed sudah mulai terlihat. Posisi ketiga di kualifikasi menunjukkan progress yang positif dalam hal adaptasi teknis. Hal ini menjadi fondasi yang baik untuk membangun momentum menuju akhir musim dan persiapan untuk tahun depan.
Sebagai atlet profesional, Hamilton memahami bahwa naik turun performa adalah bagian dari olahraga. Yang penting adalah bagaimana belajar dari setiap pengalaman dan terus berimprovisasi. Dengan mentalitas ini, Hamilton siap menghadapi sisa musim dengan penuh keyakinan, sambil terus berkontribusi pada perkembangan tim Ferrari menuju puncak kejayaan. Manfaatkan juga waktu luang anda, untuk mengetahui lebih banyak lagi berita olahraga terbaru lainnya hanya dengan mengklik sportinlaw.com.
