Kapan Manchester United Terakhir Kali Terdegradasi Di Liga Inggris?

Bagikan

Kapan Manchester United terakhir kali terdegradasi di Liga Inggris? Pertanyaan ini mengingatkan kita pada masa kelam bagi salah satu klub sepak bola tersukses di dunia.

Kapan Manchester United Terakhir Kali Terdegradasi Di Liga Inggris?

Dengan sejarah panjang yang penuh prestasi, Manchester United dikenal sebagai raksasa yang mengukir banyak pencapaian di pentas tertinggi. Namun, di balik semua kesuksesan itu, tersimpan momen-momen penuh tantangan yang telah membentuk klub ini menjadi seperti sekarang. ​

Terakhir kali mereka merasakan pahitnya berbagi kasta dengan tim-tim di Divisi Dua adalah pada musim 1973/74.​ Musim itu mencatatkan perjalanan buruk yang mengundang keprihatinan dan menciptakan gelombang dampak yang berkepanjangan bagi penggemar dan klub.

Dibawah ini akan memberikan informasi menarik yang pastinya harus Anda ketahui. Mari simak sekarang!

Momen Memalukan di Old Trafford

Kekalahan mengecewakan dari Newcastle United dengan skor 2-0 di Old Trafford merupakan sinyal bahaya bagi Manchester United. Pada pertandingan yang berlangsung pada Selasa (31/12) dini hari WIB, gol-gol dari Alexander Isak dan Joelinton memperburuk posisi Setan Merah di klasemen Premier League.

Kini, mereka terpuruk di peringkat ke-14, hanya berjarak tujuh angka dari zona merah. Sebuah situasi yang mencemaskan bagi tim yang dikenal sebagai salah satu raksasa sepak bola Inggris. Ruben Amorim, pelatih Manchester United, tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya.

Dia mengakui bahwa “degradasi mulai menjadi kemungkinan,” dan menekankan pentingnya kejujuran dengan para penggemar. Dalam konferensi persnya, Amorim mengatakan, “Kami harus jelas dengan fans kami [soal ini].

Tim tidak berkembang. Saat ini tim agak tersesat dan sedikit memalukan menjadi pelatih Manchester United dan kalah dalam banyak pertandingan.”

Kapan Manchester United Terakhir Kali Terdegradasi?

Musim terakhir Manchester United terdegradasi dari kasta tertinggi sepak bola Inggris, yang saat itu masih disebut Divisi Satu, adalah pada 1973/74. Pada musim itu, mereka finis di peringkat ke-21 dari 22 peserta dengan total 32 poin, mengalami 20 kekalahan sepanjang kampanye liga.

Untuk memperparah keadaan, United tidak hanya kalah di laga awal saat melawan Arsenal dengan skor 0-3, tetapi juga menutup musim dengan kekalahan dari Stoke City sebesar 0-1.

“Ya, kami berada di posisi yang sangat sulit, dan ini mengingatkan kami semua pada tahun 1974,” ungkap salah satu pengamat klub, menyoroti betapa mendesaknya situasi saat ini. Degradasi saat itu menjadi catatan pahit dalam sejarah klub, dan sampai sekarang, Manchester United belum pernah merasakannya lagi.

Rekam Jejak Degradasi Manchester United

Manchester United tidak hanya jatuh ke Divisi Dua sekali, tetapi mereka terdegradasi pada lima kesempatan berbeda sebelum era Premier League dimulai. Berikut adalah rincian musim-musim tersebut:

Musim Liga Posisi Akhir
1893/94 Divisi Satu 16 dari 16 tim
1921/22 Divisi Satu 22 dari 22 tim
1930/31 Divisi Satu 22 dari 22 tim
1936/37 Divisi Satu 21 dari 22 tim
1973/74 Divisi Satu 21 dari 22 tim

Ingat kembali masa-masa ketika klub ini terpaksa berjuang di Divisi Dua, akan membuat penggemar khawatir jika sejarah itu terulang kembali. United sangat jarang berada di luar Divisi Satu setelah berhasil kembali ke kasta tertinggi pada 1975, di mana mereka keluar sebagai juara. Sejak saat itu, mereka telah menjadi bagian dari grup elit di sepak bola Inggris.

Baca Juga: Elena Rybakina, Bawa Kazakhstan menang Laga Pembuka United Cup

Menghindari Jurang Degradasi

Menghindari Jurang Degradasi

Dalam situasi yang hampir sama dengan tahun 1974 ini, banyak pengamat dan penggemar khawatir akan stagnasi yang dialami oleh tim. “Klub ini membutuhkan pengejut,” tegas Amorim, menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk perubahan agar tim dapat bangkit dari keterpurukan.

Secara historis, Manchester United merupakan salah satu klub yang selalu bersaing di papan atas dan bahkan menjadi simbol dominasi dalam sepak bola Inggris. Namun, saat ini mereka menemukan diri mereka pada titik yang sangat berbeda.

“Saya percaya bahwa kami bisa keluar dari situasi ini, tapi butuh kerja keras dan penyesuaian strategi yang tepat,” tambah Amorim. Kualitas pemain dan pengalaman manajer seharusnya bisa membawa United meraih hasil lebih baik.

Namun, ketidakstabilan tim, ditambah dengan tekanan dari penggemar dan media, menciptakan atmosfer yang sulit. “Tentu saja kami harus membuktikan diri di lapangan dan semua ini tergantung pada kami,” kata Amorim, memberi sinyal bahwa jalan keluar ada di kiprah mereka ke depan.

Pertandingan Berat di Depan Mata

Menatap ke depan, Manchester United menghadapi dua laga berat dalam waktu dekat. Pada Minggu (5/1), mereka akan bertandang ke Anfield untuk menghadapi Liverpool, klub rival abadi mereka yang saat ini kuat di puncak klasemen.

Setelah itu, mereka akan menghadapi Arsenal di Emirates dalam laga babak ketiga Piala FA. Dua pertandingan ini bukan hanya soal angka di papan klasemen, tetapi juga soal kebangkitan moral tim dan harapan untuk mendapatkan kembali kepercayaan penggemar.

“Ini adalah saat yang krusial. Kami harus mampu mengeluarkan yang terbaik dari diri kami,” ungkap Amorim saat berbicara tentang tantangan yang dihadapi timnya. Jika tim tidak dapat menampilkan performa yang baik dalam dua pertandingan tersebut, ancaman degradasi mungkin bisa menjadi kenyataan yang menghantui.

Pendidikan yang baik, strategi dan pria yang tepat di lapangan akan sangat menentukan hasil akhir. Semangat dan kekompakan tim akan diuji, dan penggemar berharap untuk melihat Manchester United kembali ke jalur kemenangan.

Harapan untuk Masa Depan

Walaupun saat ini Manchester United berada dalam posisi yang sulit, semua pihak di klub berbagi harapan untuk masa depan yang lebih cerah. “Kami tidak hanya ingin bertahan, tetapi juga ingin berjuang kembali menuju posisi teratas,” kata salah satu pemain senior tim. Dengan kebangkitan performa, harapan untuk meraih kembali kejayaan itu masih bisa dicapai.

Selain itu, penggemar setia Manchester United di seluruh dunia terus memberikan dukungan moral, menantikan saat-saat indah yang pernah mereka alami. “Kami percaya bahwa klub ini dapat bangkit, karena kami adalah Manchester United,” teriak seorang penggemar dalam wawancara.

Oleh karena itu, meski tantangan besar menanti, seiring berjalannya waktu, ketegangan dan kekhawatiran ini diharapkan bisa berubah menjadi momen kebangkitan bagi Manchester United. Pergerakan ke arah yang tepat dengan keputusan penting dan langkah strategis akan sangat menentukan nasib klub di sisa musim ini.

Kesimpulan

Manchester United harus menghadapi tantangan berat untuk menghindari risiko penurunan kasta. Dengan sejarah panjang dan tradisi yang kuat, mereka tidak asing terhadap situasi sulit. Mengingat sejarah terakhir mereka jatuh ke Divisi Dua pada 1974. Saat ini ancaman degradasi jelas harus menjadi perhatian serius bagi manajemen dan seluruh tim.​

Dengan keinginan untuk berubah dan menemukan kembali identitas klub, ada harapan untuk menyelamatkan musim ini dan memulai langkah baru menuju kebangkitan di pentas sepak bola Inggris.

Manchester United tidak hanya merupakan klub dengan sejuta sejarah, tetapi juga simbol harapan bagi para penggemarnya. Adakah ruang untuk kebangkitan, atau haruskah mereka menghadapi kenyataan pahit?

Buat kalian, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi menarik dan terupdate seputar Sepak Bola.